Minggu, 25 November 2012

AMERIKA AKHIRNYA AKUI KEHEBATAN MILITER IRAN



Latihan perang yang digelar Iran baru-baru ini, “Great Prophet 7″ mungkin telah membuat para analis militer Amerika terkesan. Dalam salah satu bagian latihan tersebut Iran berhasil meluncurkan rudal anti-kapal balistiknya, “Khalij Fars” yang sukses menghancurkan sasaran di tengah laut.
Padahal teknologi rudal balistik termasuk paling rumit dalam bidang teknologi rudal. Menembakkan rudal ke ketinggian tertentu dan sudut tertentu dan membiarkannya jatuh sendiri dengan gaya gravitasi menuju titik sasaran, membutuhkan teknologi navigasi yang sangat canggih, dan Iran telah menguasai teknologi itu. Namun tentu bukan karena kecanggihan “Khalij Fars” saja yang membuat para ahli militer Amerika mengakui kehebatan militer Iran hingga departemen pertahanan mereka membuat laporan ke lembaga legislatif (Congress) tentang kehebatan itu.
Dalam laporan yang dibuat tgl 29 Juni dan ditandatangani menhan Amerika Leon Panetta itu disebutkan: “Iran has boosted the lethality and effectiveness of existing systems by improving accuracy and developing new submunition payloads that extend the destructive power over a wider area than a solid warhead“. Artinya kira-kira adalah: Iran telah berhasil mengembangkan rudal berdaya hancur dan keakurasian tinggi, dan dengan daya jangkau yang lebih jauh dari rudal biasa. Selain itu laporan juga menyebutkan keberhasilan Iran membangun kapal-kapal dan kapal selam sendiri.
Dalam laporan yang dibagikan kepada 4 anggota komite pertahanan Congress minggu lalu itu disebutkan secara umum “kemampuan asimetrik Iran yang didisain untuk menghadapi kekuatan militer barat”. Laporan juga memberikan kesimpulan umum tentang apa yang pernah menjadi perguncingan para politisi dan analis militer tentang program nuklir Iran, hubungan Iran dengan Syria, Hizbollah dan Hamas serta kelompok-kelompok Shiah Irak.
Namun yang lebih menghebohkan adalah laporan itu juga menyebutkan bahwa Iran, dengan dukungan sekutu-sekutu asingnya, akan sanggup membuat rudal balistik antar-benua pada tahun 2015. Negara-negara maju seperti Inggris dan Perancis mungkin telah memiliki teknologi ini, namun hingga saat ini pun belum mengembangkan senjata ini. Selain membutuhkan sistem pemandu canggih, rudal ini membutuhkan material tertentu yang sulit didapat karena harus tahan terhadap suhu tinggi yang diakibatkan gesekan udara dengan permukaan rudal yang ditembakkan hingga ke lapisan tertinggi atmosfir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar