Senin, 26 November 2012

ISRAEL LEBIH LEMAH DARI SARANG LABA - LABA

hezbollah-troops
Pentagon mempelajari kekalahan israel oleh Hizbullah dalam perang 33 hari di Libanon. Hal ini dilakukan di tengah ketakutan pasukan Amerika bila pecah konflik dengan Hizbullah. Departemen Keamanan Amerika melakukan wawancara intensif dengan para pejabat militer israel yang pernah menghadapi kekuatan Hizbullah dalam perang tersebut.
Pakar militer Amerika yang mempelajari kekalahan tentara israel tersebut terkejut dengan kepiawaian para pejuang Hizbullah dalam menggunakan misil anti-tank. “Pejuang Hizbullah amat sangat terlatih, khususnya dalam menggunakan roket dan senjata anti-tank,” demikian ungkap The Washington Post senin (06/04) mengutip laporan Pentagon.
Menurut studi lain yang dirilis oleh Army’s Combat Studies Institute, “Dari 2000 hingga 2006, Hizbullah menganut doktrin baru, yang mentransformasikan diri mereka dari sebuah entitas gerilyawan menjadi layaknya sebuah pasukan konvensional yang terlatih.”
Realitas perang 33 hari membelalakkan mata para pemimpin militer Amerika, dan sebagian dari mereka meyakini bahwa pejuang Hizbullah telah direstrukturisasi sehingga mereka memiliki persiapan yang lebih baik untuk sebuah perang yang sebenarnya tidak seimbang.
armed-hizbullah
Dalam sebuah simulasi yang menelan dana jutaan dollar, para pakar militer Amerika mendisain situasi perang dan mencari strategi yang tepat agar bagaimana caranya marinir Amerika tidak terperangkap oleh jebakan yang disiapkan oleh para pejuang Hizbullah seperti yang dialami tentara israel. Frank Hoffman, seorang peneliti yang bekerja pada laboratorium korps mariner di Quantico, menyatakan bahwa mereka meneliti lima ancaman besar terhadap Amerika dalam dua tahun terakhir, dan dua di antaranya difokuskan pada ancaman dari Hizbullah. Andrew Exum, seorang pejabat keamanan Amerika, telah lama meneliti perang Libanon. Ia berkesimpulan, “Bahkan sekiranya israel melakukan operasi militer yang terbaik pun, mereka tidak akan memenangkan perang itu.”
Pemerintahan israel kala itu, yang merancang serangan untuk menghancurkan kekuatan Hizbullah, terpaksa menarik pasukannya dari wilayah Libanon selatan tanpa memperoleh satupun tujuannya. Tepat seperti apa yang dianalogikan oleh Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah, bahwa israel, “adha’afu min bayt al-ankabut.” Realitasnya memang demikian, israel memang, “lebih lemah dari sarang laba-laba.”
(almanar.com.lb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar