Pentagon mempelajari kekalahan israel
oleh Hizbullah dalam perang 33 hari di Libanon. Hal ini dilakukan di
tengah ketakutan pasukan Amerika bila pecah konflik dengan Hizbullah.
Departemen Keamanan Amerika melakukan wawancara intensif dengan para
pejabat militer israel yang pernah menghadapi kekuatan Hizbullah dalam
perang tersebut.
Pakar militer Amerika yang mempelajari
kekalahan tentara israel tersebut terkejut dengan kepiawaian para
pejuang Hizbullah dalam menggunakan misil anti-tank. “Pejuang Hizbullah
amat sangat terlatih, khususnya dalam menggunakan roket dan senjata
anti-tank,” demikian ungkap The Washington Post senin (06/04) mengutip laporan Pentagon.
Menurut studi lain yang dirilis oleh Army’s Combat Studies Institute,
“Dari 2000 hingga 2006, Hizbullah menganut doktrin baru, yang
mentransformasikan diri mereka dari sebuah entitas gerilyawan menjadi
layaknya sebuah pasukan konvensional yang terlatih.”
Realitas perang 33 hari membelalakkan
mata para pemimpin militer Amerika, dan sebagian dari mereka meyakini
bahwa pejuang Hizbullah telah direstrukturisasi sehingga mereka memiliki
persiapan yang lebih baik untuk sebuah perang yang sebenarnya tidak
seimbang.
Dalam sebuah simulasi yang menelan dana
jutaan dollar, para pakar militer Amerika mendisain situasi perang dan
mencari strategi yang tepat agar bagaimana caranya marinir Amerika tidak
terperangkap oleh jebakan yang disiapkan oleh para pejuang Hizbullah
seperti yang dialami tentara israel. Frank Hoffman, seorang peneliti
yang bekerja pada laboratorium korps mariner di Quantico, menyatakan
bahwa mereka meneliti lima ancaman besar terhadap Amerika dalam dua
tahun terakhir, dan dua di antaranya difokuskan pada ancaman dari
Hizbullah. Andrew Exum, seorang pejabat keamanan Amerika, telah lama
meneliti perang Libanon. Ia berkesimpulan, “Bahkan sekiranya israel
melakukan operasi militer yang terbaik pun, mereka tidak akan
memenangkan perang itu.”
Pemerintahan israel kala itu, yang
merancang serangan untuk menghancurkan kekuatan Hizbullah, terpaksa
menarik pasukannya dari wilayah Libanon selatan tanpa memperoleh satupun
tujuannya. Tepat seperti apa yang dianalogikan oleh Sayyid Hasan
Nasrullah, Sekjen Hizbullah, bahwa israel, “adha’afu min bayt
al-ankabut.” Realitasnya memang demikian, israel memang, “lebih lemah
dari sarang laba-laba.”
(almanar.com.lb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar